LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK I MANIPULASI ALAT-ALAT PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK

 

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK 1

“MANIPULASI ALAT PRATIKUM KIMIA ORGANIK”



 


OLEH :

ELSERIA AFRIYANTI TOGATOROP (A1C119071)



DOSEN PENGAMPU :
Dr.Drs. SYAMSURIZAL, M.Si.




PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2021





 

 

 

VII. DATA PENGAMATAN

7.1. Kromatografi Lapis Tipis Sederhana

No

Prosedur

Fungsi Alat dan Bahan

Tujuan

Hasil Pengamatan

1

Dibuat garis penanda pada kertas saring

 

Kertas Saring :berperan sebagai penyokong fasa diam

Spidol : berfungsi untuk memberikan warna pada garis yang telah dibuat

Gelas kaca : Wadah untuk tempat air

Air : berfungsi sebagai pelarut dan berperan sebagai fasa gerak

 

Untuk melihat perubahan warna yang terjadi pada kertas saring

 

Hasil pemisahan dengan metode kromatografi ini, pada spidol warna biru  menghasilkan noda berwarna biru muda dan ungu sedangkan spidol warna merah menghasilkan noda berwarna jingga dan kuning pada kertas saring

 

 

2.

Ditotolkan spidol warna biru dan merah pada garis batas yang telah dibuat pada kertas saring

 

3.

Dimasukkan air pada gelas kaca sesuai garis batas penotolan

 

4.

Dimasukkan kertas yang telah ditotolkan spidol warna ke dalam gelas kaca

 

 

7.2. Kromatografi lapis Tipis Standar

No

Prosedur

Alat dan Bahan

Tujuan

Hasil Pengamatan

1

Dibuat eluen menggunakan butanol, etanol, dan ammonia dengan perbandingan 3:1:1 

Disiapkan chamber KLT Lalu dimasukkan eluen yang telah dibuat ke dalam chamber KLT

Dijenuhkan eluen dengan memasukkan kertas saring ke dalam chamber KLT

 

Butanol, etanol, dan ammonia : berperan sebagai  pelarut serta menjadi fasa geraknya

Chamber KLT : Tempat untuk melakukan kromatografi

Kertas saring : berperan sebagai penyokong fasa diam

 

Dilakukan Penjenuhan agar menghindari terjadinya penguapan yang dapat dapat menimbulkan terjadinya efek tepi dan melengkung yang bentuk garis depan eluen. Dan penjenuhan dilakukan agar fase gerak terarbsobsi dengan baik pada fase diam

 

eluen menjadi jenuh

 

2.

Disiapkan kertas KLT lalu dibuat garis batas bawah dan atas kemuadian Diberikan koordinat titik pada batas bawah yaitu titik A dan titik B dengan masing-masing jarak 1 cm dan kemudian  ditotolkan sampel menggunakan pipa kapiler dan setelah itu  Alizarn Red ditotolkan pada kerta KLT dengan menggunakan pipa kapiler.

 

Alizarn Red : berfungsi sebagai sebagai analit atau sampel

Kertas KLT : berperan sebagai fasa diam

Pipa kapiler : alat untuk menotolkan analit atau sampel pada kertas KLT

 

dibuat koordinat titik dengan jarak yang sama bertujuan agar diperoleh hasil yang akurat

 

Sampel sudah tertotol pada kertas KLT

 

3.

Dimasukkan kertas KLT ke dalam chamber KLT

Diangkat kertas saring dari chamber KLT apabila telah selesai proses penjenuhan   Ditutup rapat chamber KLT untuk proses pemisahan warna.

Diangkat dan dikeringkan kertas KLT

Ditandai batas pelarut dan juga sampel dengan garis menggunakan pensil saat proses akan dihentikan

 

Kertas KLT : Berperan sebagai penyokong fasa diam

Chamber KLT Tempat untuk melakukan kromatografi

Kertas saring : berperan sebagai sorben

 

Dimasukkan kertas KLT ke dalam chamber KLT untuk melakukan proses pemisahan

 

Jarak titik A sepanjang 2,5 cm, jarak titik B sepanjang 4,6 cm dan jarak pelarut 5,5 cm

 

 

VIII. PEMBAHASAN

8.1. Kromatografi Lapis Tipis Sederhana

      Pada percobaan ini, manipulasi alat pratikum kimia organik dilakukan pada kromatografi lapis tipis sederhana. Dimana pada kromatografi lapis tipis sederhana ini hanya menggunakan alat-alat sederhana yaitu hanya menggunakan kertas saring, penggaris, pensil, gunting, spidol warna. Dimana pada percobaan kromatografi lapis tipis sederhana ini dilakukan dengan membuat garis penanda pada kertas saring yang digunakan sebagai tempat penotolan warna, dan setelaah itu ditotolkan spidol warna pada garis batas yang telah dibuat. Dan warna yang kita gunakan adalah warna biru dan merah. Dan, kemudian kita  memasukkan kertas saring yang telah ditotolkan spidol warna ke dalam gelas kaca, dan kertas saring dalam keadaan terendam oleh air sampai batas garis penotolan dan tunggu beberapa saat untuk melihat perubahan terjadi pada kertas saring. Dan, Hasil pemisahan dengan metode kromatografi ini, pada spidol warna biru menghasilkan noda berwarna biru muda dan ungu sedangkan spidol warna merah menghasilkan noda berwarna jingga dan kuning pada kertas saring. Dan, kemudian kita lakukan hal yang sama dengan menggunakan 4 warna spidol yang berwarna hitam, merah, hijau, dan biru. Dan, keempat warna tersebut kita totolkan diatas kertas saring dengan garis batas yang telah dibuat. Kemudian, dimasukkan kertas saring yang telah ditotolkan 4 warna spidol tersebut, dan tunggu beberapa saat untuk melihat perubahan yang terjadi pada kertas saring. Dan, hasil pemisahan dengan metode kromatografi ini, pada spidol warna hitam merah,hijau, biru menghasilkan noda berwarna jingga,biru, hijau muda,dan kuning pada kertas saring.

8.2. Kromatografi Lapis Tipis Standar

      Pada percobaan kromatografi Lapis Tipis Standar ini, menggunakan alat dan bahan yang kita gunakan adalah standar yang terdapat pada laboratorium, seperti chamber KLT, pipa kapiler, penjepit, kertas saring dan kertas KLT. Dan bahan yang digunakan adalah Aquadest, butanol, etanol, dan ammonia. Dan pada kromatografi lapis standar ini, hal yang dilakukan pertama adalah dengan membuat eluen. Dimana eluen dibuat dengan mengunakan perbandingan 3:1:1,yaitu 3 ml butanol, 1 ml etanol, dan 1 ml ammonia dan kemudian larutan diaduk, sehingga terbentuklah larutan eluen. Setelah itu, eluen dijenuhkan dengan memasukkan kertas saring ke dalam chamber KLT. Dan pada percobaan ini, tujuan eluen dijenuhkan adalah berfungsi agar fase gerak dapat terabsorbsi dengan baik pada fase diam, yang nantiya akan dianalisa. Dan, setelah itu sampel ditotolkan pada kertas KLT (A) dan ditotolkan menggunakan pipa kapiler dan kemudian dikeringkan. Kemudian, alizarn red ditotolkan pada kertas KLT (B) dengan menggunakan pipa kapiler. Setelah proses penotolan selesai, maka kertas saring diangkat yang menandakan bahwa kertas saring telah terbasahi  oleh semua eluen.Dan, kemudian kertas KLT dimasukkan ke dalam chamber KLT yang menandakan bahwa analisis kromatografi lapis tipis akan segera dimulai. Dan, pada percobaan ini chamber KLT harus ditutup rapat.  Dan, setelah itu proses pemisahan  zat warna selesai dan kertas KLT diangkat dan dikeringkan.

 

IX. PERTANYAAN

1.Mengapa pada kromatografi lapis tipis sederhana, kertas saring harus terendam oleh air sampai batas garis penotolan dan bagaimana jika kertas saring melewati batas garis penotolan?

2. Mengapa pada analisis kromatografi lapis tipis standar,eluen harus  kita jenuhkan terlebih dahulu?

3.  Mengapa chamber KLT harus ditutup rapat pada proses pemisahan zat warna pada kromatografi lapis tipis standar, jelaskan?

 

X. KESIMPULAN

       Berdasarkan video percobaan tersebut, untuk melakukan kromatografi lapis tipis  dapat dilakukan modifikasi alat atau manipulasi alat , yaitu dengan menggunakan gelas kaca  sebagai alat kromatografi lapis tipis sederhana,dimana gelas kaca berfungsi sebagai wadah tempat pelarut, dimana kertas saring yang telah ditotolkan spidol warna akan dimasukkan ke dalam gelas kaca, dan gelas kaca ini dapat digunakan sebagai pengganti chamber KLT pada kromatografi lapis tipis sederhana. Pada percobaan kromatografi juga dapat melakukan manipulasi pada bahan yaitu pada eluennya. Eluen campuran butanol, etanol, dan ammonia dengan perbandingan 3:1:1 dapat digantikan dengan air.Sehingga, untuk melakukan kromatografi lapis tipis ini dapat kita lakukan dengan menggunakan manipulasi alat dan bahan.

 

XI. DAFTAR PUSTAKA

Basri, S. 2003. Kamus Kimia. Kinetika Cipta: Jakarta.

Leba, M. A. U. 2017. Ektraksi dan Real Kromatografi. Deepublish : Yogyakarta.

(https://books.google.co.id/books?id=x1pHDwAAQBAJ&pg=PA37&dq=Buku+Kromatogarafi&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwiZv5fcjInvAhWFYysKHfDKAl4Q6AEwAXoECAUQAg#v=onepage, diakses pada tanggal 28 Februari 2021)

Noviyanti, Lenia. 2010. Modifikasi Teknik Kromatografi Kolom Untuk Pemisahan  Trigliserida Dari                       Ekstrak Buah Merah (Pandanus Conoideus Lamk). Artikel Penelitian Skripsi. Surakarta.                         Universitas  Sebelas  Maret.

(https://core.ac.uk/download/pdf/12347615.pdf, diakses pada 28 Februari 2021)

Oktaviantari, D.E., Dkk. Identifikasi Hidrokuinon Dalam Sabun Pemutih Pembersihwajah Pada Tiga Klinik Kecantikan Di Bandar Lampung Dengan Metode Kromatografi Lapis Tipis Dan Spektrofotometri Uv-Vis. Jurnal Analis Farmasi. Vol 4 No 2.

(http://ejurnalmalahayati.ac.id/index.php/analisfarmasi/article/download/2071/pdf, diakses pada 28 Februari 2021)

Sastrohamidjojo, H. 1985. Kromatografi Edisi Kedua. Liberty: Yogyakarta.

Komentar

  1. Perkenalkan saya Soni Fitri Br Nababan (A1C119097) ingin menjawab pertanyaan no 2 karena pada proses kromatografi harus dijenuhkan dengan eluen terlebih dahulu sebelum dilakukan elusi agar pemisahan sempurna. Adapun dilakukan penjenuhan adalah agar tekanan uap pelarut sehingga saat proses pemisahan akan sama,sehingga pelarut akan naik dalamwaktu yang bersamaan sehingga hasil yang didapat akan lebih akurat jadi itulah tujuan dilakukannya penjenuhan pada kromatografi.

    BalasHapus
  2. Baiklah perkenalkan saya
    Nama: Erina Shafura
    Nim: A1C119068
    Izin menjawab pertanyaan no 1
    Hal ini disebabkan supaya fase gerak dapat terabsorbsi dengan baik pada fase diam yang nantiya akan dianalisa. Apabila kertas saring terendam Melawati garis penotolan maka akan terjadi Eluen tidak sempurna melewati kertas saring.

    BalasHapus
  3. baiklah saya Rara Akda Septian dengan NIM A1C119095
    Akan menjawab permasalahan no3
    karena untuk melakukan proses pemisahan ,dan hasil pada proses pemisahan zat warna bisa sesuai.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK I : PEMBUATAN SIKLOHEKSANON

JURNAL PRATIKUM KIMIA ORGANIK 1 : KROMATOGRAFI KOLOM

LAPORAN PRAKTIKUM PERCOBAAN 1 KIMIA ORGANIK I Analisis Kualitatif Unsur Zat